Jakarta, 22 Oktober 2025
Di tengah hiruk pikuk Jakarta, sebuah pemandangan sederhana namun menyentuh hati muncul di sebuah trotoar. Sekelompok anak-anak terlihat asyik bermain karambol, memanfaatkan ruang publik yang terbatas sebagai pengganti lahan bermain yang ideal.
Pemandangan ini bukan hal yang baru di Jakarta. Seiring dengan pertumbuhan kota dan berkurangnya ruang terbuka hijau, anak-anak kota seringkali harus berkreasi untuk mencari tempat bermain. Trotoar, kolong jembatan, atau bahkan emperan toko menjadi alternatif yang tak terhindarkan.
"Dulu, kami sering bermain di lapangan dekat rumah, tapi sekarang sudah banyak bangunan," ujar seorang anak bernama Dimas, salah satu dari mereka yang terlihat sedang fokus bermain. "Jadi, kami main di sini saja, tidak terlalu mengganggu orang lewat."
Permainan sederhana seperti karambol, petak umpet, atau bahkan sekadar bermain bola, menjadi hiburan bagi mereka. Meskipun tidak ideal, trotoar ini menjadi saksi bisu imajinasi dan keceriaan anak-anak Jakarta.
Kondisi ini mencerminkan tantangan serius dalam penyediaan ruang publik yang layak untuk anak-anak di Jakarta. Kurangnya lahan bermain yang aman dan representatif menjadi isu yang perlu segera diatasi oleh pemerintah dan pengembang properti.
Namun, di balik keterbatasan tersebut, semangat bermain anak-anak Jakarta patut diapresiasi. Mereka mampu menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan, mengubah ruang yang sempit menjadi arena bermain yang penuh warna. Pemandangan ini mengingatkan kita akan pentingnya menciptakan lingkungan yang ramah anak, di mana setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
0 Komentar